ALISI ABU

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA SEMOGA SEHAT DAN SUKSES SELALU

Jumat, 05 September 2025

Peran Pola Pikir Bertumbuh dalam Pembelajaran Mendalam


 Assalam 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillah,segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala karunia_Nya karena kita semua masih dalam keadaan sehat wal afiat selalu.

Pada kesempatan artikel kali ini akan dibahas tentang Peran Pola Pikir Bertumbuh dalam Pembelajaran yang merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya tentang Konsep Dasar Pola Pikir (Mindset).Harapannya semoga artikel ini dapat memberikan secercah pengetahuan  kepada kita semua terutama kepada Rekan-rekan guru di SD Negeri 5 Gu.

Silakan dibaca dan dipahami karena ,sebagaimana biasa disetiap akhir tulisan disediakan TES untuk dijawab.Akhir kata semoga bermanfaat dan segala kekurangannya mohon dimaafkan.


Peran Pola Pikir Bertumbuh dalam Pembelajaran Mendalam

Peran PPB dalam Pembelajaran Mendalam sangat besar sebab bisa berperan dibanyak bagian yang ada dalam Kerangka Kerja PM yang terdiri dari 4 kategori:

Kerangka Pembelajaran, Pengalaman Pembelajaran, Prinsip Pembelajaran dan Dimensi Profil Lulusan.

1. Peran PPB dalam Kerangka Pembelajaran

Dalam Kerangka Pembelajaran yang terdiri dari 4 Elemen : Praktik Pedagogik, Lingkungan Pembelajaran, Kemitraan Pembelajaran dan Pemanfaatan Digital, prinsip-prinsip PPB dapat digunakan dalam:

a. Praktik Pedagogik: yang melibatkan murid secara aktif dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah yang kontekstual, proyek yang bersifat kolaboratif, serta eksplorasi banyak ide-ide pasti akan berhadapan dengan berbagai hambatan, tantangan dan kesulitan. Saat inilah prinsip-prinsip PPB seperti: Productive Failure, The Power of YET serta Intervensi Pola Pikir dari guru ke murid. Selanjutnya Peta Pikiran akan berguna dalam Pembelajaran yang bersifat konstruktivisme di mana murid dapat mengkonstruksi pemahaman mereka melalui tahap demi tahap dalam penyusunan Peta Pikiran yang dimulai dari CI lalu ke BOI dan akhirnya ke C/H.

b. Lingkungan Pembelajaran : dalam pengembangan Budaya Belajar demi menciptakan iklim belajar yang kondusif serta bisa memotivasi murid untuk bereksplorasi dan kolaborasi sangat membutuhkan PPB karena murid membutuhkan keyakinan yang kuat bahwa lewat eksplorasi dan kolaborasi mereka bisa bertumbuh dan berkembang. Dalam menjalani proses belajar ini pasti akan terjadi berbagai kesalahan bahkan kegagalan namun dengan PPB mereka akan terus bertahan serta berani mengambil resiko.

c. Kemitraan Pembelajaran: untuk membentuk hubungan yang kuat antara guru dan murid, guru dan orangtua serta guru dan guru sangat membutuhkan PPB karena dibutuhkan unsur “saling percaya” dari setiap pihak. Keyakinan bahwa setiap pihak bisa saling mendukung danberkolaborasi demi tumbuh kembang dan kemajuan pendidikan anak-didik merupakan prinsip dasar dari PPB. 

d. Pemanfaatan Digital: seperti yang dikatakan oleh Leonardi dan Neeley dalam bukunya The Digital Mindset bahwa mesin bukanlah “pengganti atau pesaing” manusia, manusia harus mau berkolaborasi dengan mesin agar bisa memperoleh hasil yang diharapkan. Keyakinan inilah yang disebut dengan Digital Mindset yang memiliki prinsip yang persis sama dengan PPB, bahkan dalam proses Transformasi Digital faktor Pola Pikir menjadi yang pertama harus dibenahi sebelum lanjut ke faktor yang lain.

2. Peran PPB dalam Pengalaman Belajar

Dalam Pengalaman Belajar yang terdiri dari Memahami, Mengaplikasi dan Merefleksi atau disingkat dengan 3M, prinsip dari PPB dapat diterapkan dalam setiap tahapnya.

a. Memahami: proses memahami harus melewati sebuah proses yang kadang tidak mulus sebab murid sering kali harus melewati berbagai kendala dan merasakan kesulitan. Di saat inilah PPB dibutuhkan agar murid bisa paham bahwa kendala dan kesulitan itu pertanda proses belajar sedang berlangsung dan otak sedang berusaha untuk membuat jalur-jalur baru dan sama sekali bukan tanda kelemahan. Keyakinan seperti inilah yang menjadi fondasi utama dalam tahap memehami.

b. Mengaplikasi: dalam tahap mengaplikasi dibutuhkan pendalaman pengetahuan agar bisa mengaplikasikan pengetahuan yang melibatkan penerapan PPB, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara efektif. Dengan PPB maka akan muncul kreatifitas dan penalaran kritis yang sangat berguna dalam pemecahan masalah lewat solusi kreatif dan inovatif.

c. Merefleksi: inilah tahap dimana peran PPB sangat besar sebab pada tahap ini murid akan diajak untuk memahami sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, serta mengeksplorasi kekuatan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki. PPB akan mendorong murid untuk bertahan saat menghadapi tantangan serta memiliki keyakinan yang tinggi untuk memperbaiki diri agar bisa terus bertumbuh dan berkembang.

3. Peran PPB dalam Prinsip Pembelajaran

Prinsip Pembelajaran dalam PM dikenal sebagai BBM yaitu Berkesadaran (Mindful), Bermakna (Meaningful), dan Menggembirakan (Joyful). Peran PBB dalam Prinsip Pembelajaran ini dimulai pada prinsip Berkesadaran yang   

a. Berkesadaran: inilah prinsip utama yang menjadi fondasi bagi dua prinsip lainnya sebab tanpa adanya kesadaran murid untuk mau belajar maka tidak akan pernah akan muncul prinsip bermakna dan menggembirakan. Dengan PPB murid akan sadar bahwa belajar adalah sebuah proses yang di dalamnya akan selalu ada berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan yang harus dihadapi. Bahkan seringkali murid melakukan kesalahan bahkan mengalami kegagalan. 

Dalam situs www.mindsetworks.com, ada sebuah bagan menggambarkan Hirarki kebutuhan dari seorang pembelajar (Hierarchy of Learner Needs) seperti di bawah ini.


Salah satu faktor yang sangat penting tapi sering terabaikan adalah:

Learning Mindsets yang dalam situs www.youngwonks.com, disebut dengan Academic Mindsets yang menjadi bagian dari Deeper Learning Bersama beberapa faktor lainnya seperti Problem Solving, Critical Thinking, Collaboration dan Communication.  Learning Mindset adalah kumpulan keyakinan yang harus dimiliki murid ada siap untuk belajar yaitu :

- Saya adalah pemilik komunitas belajar ini

- Saya bisa merubah kemampuan saya lewat usaha

- Saya bisa meraih sukses

- Tugas-tugas ini memiliki nilai dan tujuan untuk saya.

Learning Mindset ini sangat selaras dengan prinsip Berkesadaran karena inilah faktor yang terpenting yang menjadi fondasi untuk bisa masuk ke prinsip Bermakna dan Menggembirakan.

b. Bermakna: pembelajaran yang menerapkan prinsip bermakna akan membutuhkan PPB agar bisa menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) yang akan sangat berguna dalam menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan. Dengan PPB kendala itu akan dianggap sebagai sebuah “peluang” untuk memperoleh pengatahuan dan ketrampilan yang berguna.

c. Menggembirakan: pembelajaran yang menggembirakan membutuhkan PPB demi terciptanya suasana belajar yang positif dan menantang serta menyenangkan, dan memotivasi. Keyakinan murid bahwa mereka bisa memahami dan mengaplikasi berbagai pengetahuan yang telah mereka pelajari akan menjadi faktor yang menimbulkan rasa gembira

4. Peran PPB dalam Dimensi Profil Lulusan

Sasaran dari PM terdapat dalam 8 Dimensi Profil Lulusan yang disebut dengan 8D dan PPB akan berperan dalam beberapa dimensi khususnya dalam 4

Dimensi yang dikenal sebagai Ketrampilan Abad ke 21 yang terdiri dari Kreatifitas, Penalaran Kritis, Komunikasi dan Kolaborasi.

a. Kreatifitas: kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, menghasilkan banyak gagasan, serta menemukan dan mengembangkan alternatif solusi yang efektif. murid yang memiliki kreativitas cenderung berpikir di luar kebiasaan, mengembangkan ide-ide secara mendalamb. Penalaran Kritis: kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi setiap informasi, ide dan solusi secara cermat, tanggap, dan mampu menghadapi tantangan dengan pemikiran yang mendalam dan terstruktur. PPB akan menjadi pendukung dari seseorang agar bisa tetap berpikir dengan jernih , tajam dan mendalam walalupun dalam situasi yang menantang.

c. Komunikasi: kemampuan penting murid untuk berinteraksi dengan orang lain, berbagi serta mempertahankan pendapat, menyampaikan sudut pandang yang beragam, dan aktif terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan interaksi dua arah. Murid dengan PBB lebih mudah berkomunikasi sebab dia miliki keyakinan yang kuat bahwa lawan bicaranya pasti bisa saling mengisi dan memperkuat

d. Kolaborasi: kemampuan kolaborasi mampu berkontribusi secara aktif, menggunakan pemecahan masalah bersama, dan menciptakan suasana yang harmonis untuk mencapai tujuan bersama. Dengan PBB, murid bisa berkolaborasi dengan baik sebab saat ini tidak ada lagi Super Man melainkan Super Team sehingga kesuksesan hanya dapat diraih lewat kolaborasi yang berlandaskan prinsip PPB. Selain dari 4 Dimensi Profil Lulusan di atas, PPB juga dapat berperan dalam Dimensi lainnya yaitu Kemandirian dimana murid dengan PPB akan memiliki keyakinan bahwa mereka mampu untuk mengatasi berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan untuk setiap pilihan dan keputusan yang mereka ambil.

Dengan PPB murid juga akan mampu untuk menguasai diri dan bertahan dalam berbagai macam situasi serta siap untuk terus belajar agar bisa terus bertumbuh dan berkembang. 


Peran Pola Pikir Bertumbuh untuk Kreatifitas

Dalam bukunya In Search of Deeper Learning, Mehta dan Fine (2019) telah mendefinisikan bahwa PM adalah kombinasi dari 3 elemen yang disingkat dengan MIC yaitu : mastery, identity dan creativity. Mastery adalah mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam area yang dipelajari, Identity merupakan proses untuk menjadi lebih bermakna dalam berpikir tentang diri sendiri yang melakukan tugas itu. Berpindah dari konsep tentang diri sendiri dari : Saya seseorang yang sedang belajar menjadi Saya adalah seorang pembelajar, kata pembelajar menjadi identitas yang kuat sebab menunjukkan bahwa dia Adalah seseorang yang bisa belajar dengan baik. Creativity bukan sekedar mendengar atau memahami sebuah pengetahuan tapi harus mampu untuk “menciptakan” sesuatu dari pengetahuan itu. Kreativitas membutuhkan ketrampilan berpikir inovatif (innovative thinking) agar bisa membuat sesuatu yang berbeda, kreatif dan baru dari berbagai informasi dan pengetahuan yang didapatkan. Dalam proses membuat sesuatu yang “baru” inilah PPB sangat berperan karena sebuah “kebaruan” akan selalu memiliki 2 sisi yaitu peluang dan juga tantangan. Keyakinan akan    Salah satu dari 8 Dimensi Profil Lulusan dalam PM yang juga menjadi salah satu dari Ketrampilan Abad ke 21 adalah Kreatifitas yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah lewat berbagai ide dan solusi yang kreatif dan inovatif.Kreatifitas adalah salah satu faktor penting dalam sebuah siklus I-K-I (Iterasi –Kreativitas – Inovasi) seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. 


Jadi tampak dengan jelas peran penting dari Kreatifitas sebagai ”jembatan” dari harus memiliki PPB sebab dalam proses mengembangkan berbagai ide, solusi dan alternatif khususnya yang akan dipakai untuk memecahkan masalah pasti akan selalu melewati berbagai tantang, hambatan dan kesulitan sebab membuat sesuatu yang “berbeda, kreatif dan baru” akan diliputi oleh ketidakjelasan dan ketidakpastian, Hanya dengan PPB lah seseorang akan mampu untuk terus bertahan karena yakin bahwa semuanya itu pasti akan berhasil pada waktunya. 

Menurut teori The 4 Zones of Life, terdapat empat zona dalam kehidupan manusia. Setiap zona akan memiliki tantangan dan peluang yang berbeda-beda sehingga butuh strategi dan cara dalam menghadapinya. Keterkaitan antara Siklus I-K-I dengan 4 Zona Kehidupan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. 


1. Zona Nyaman (Comfort Zone): zona di mana seseorang hanya melakukan sesuatu yang sama secara berulang (Iterasi).

2. Zona Ketakutan (Fear Zone): zona yang harus dilalui bilamana seseorang ingin keluar dari Zona Nyaman dan masuk ke zona Belajar. Di Zona inilah PPB dibutuhkan untuk mengatasi berbagai ketakutan pada saat harus mengalami tantangan, hambatan dan kesulitan. Dengan PPB seseorang bisa “mengeliminasi” rasa takut seseorang terhadap berbagai kendala yang dihadapinya.

3. Zona Belajar (Learning Zone): zona di mana seseorang menjalani proses belajar lewat proses mencari, mengembangkan dan mencoba sesuatu yang baru  (Kreatifitas) 

4. Zona Bertumbuh (Growth Zone): zona di mana seseorang telah “bertumbuh” sebab mampu menguasai atau menciptakan sesuatu yang “baru” dan lebih baik (Inovasi). 

Kreativitas sesungguhnya sudah ada dalam diri setip orang tapi ada yang bersifat dan ada pula yang masih pasif. Ketrampilan Berpikir Kreatif adalah mesin dari Kreatifitas sebab lewal ketrampilan inilah berbagai ide, solusi dan alternatif bisa muncul sebagai langkah awal untuk memecahkan masalah. Salah satu Creative Thinking Tool – CTT yang banyak digunakan orang adalah Metode CREATE seperti yang jelaskan oleh John Langrehr dalam bukunya Teaching Our Children To Think (2006). Langrehr membagi Proses Berpikir Inti (Core Thinking Process) menjadi empat bagian yaitu: Organized Thinking, Analytical Thinking, Creative Thinking dan Critical Thinking.   Untuk Creative Thinking, ada metode CREATE yaitu enam cara untuk menciptakan ide atau alternatif baru yaitu: menggabungkan (combine), membalikkan (reverse), menghilangkan (eliminate), mengganti (alternative), memutar (twist) dan menguraikan (elaborate).


Dalam bukunya Simply Brilliant (2017) Bernhard Schroeder mengatakan bahwa Kreativitas bisa berkembang dalam diri setiap orang bila mau “melakukan transisi” dari PPT ke PPB lewat beberapa cara berikut ini.

– Akui dan terima “ketidaksempurnaan”

– Melihat tantangan sebagai sebuah peluang

– Mencoba strategi belajar yang berbeda saat mengalami kegagalan

– Mengganti kata “kegagalan” menjadi “pembelajaran”

– Berhenti mencari pengakuan yang premature

– Menghargai proses daripada hasil akhir

– Lebih mementingkan perkembangan daripada kecepatan

– Menanamkan kerendahan hati

– Berani mengambil resiko


Seorang psikolog dengan spesialisasi pola pikir, Dr Gemma Leigh Roberts mengaatkan dalam bukunya Mindset Matters (2022) bahwa PPB adalah pola piker untuk kreativitas dan inovasi sebab banyak inovasi besar yang diawali dengan berbagai kegagalan, namun berkat PPB para inovator memahami bahwa inilah harga yang harus dibayar untuk sesuatu yang luar biasa. PPB juga mendukung apa yang disebut oleh Dr Roberts dengan istilah “resiliensi psikologis” yaitu cadangan resiliensi untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang bisa muncul di tempat kerja dan menjaga diri dari stes di masa yang akan datang. Ini sangat penting sebab tantangan bisa menghampiri kita dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya.  


Pola Pikir Bertumbuh untuk Pengetahuan Nilai dan Karakter

Dalam tahap Memahami di Pengalaman Belajar terdapat 3 macam pengetahuan yaitu: Pengetahuan Esensial, Pengetahuan Aplikatif dan Pengetahuan Nilai dan Karakter. 


PPB memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Pengetahuan Nilai dan Karakter yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan pemahaman tentang nilai-nilai moral, etika, budaya, dan kemanusiaan yang berperan penting dalam membentuk kepribadian, sikap, dan perilaku seseorang. Dalam buku  Becoming a Growth Mindset School, Chris Hildrew (2018) mengatakan bahwa PPB memiliki kaitan yang sangat kuat dengan Pendidikan Karakter bahkan di sekolah PPB akan berada di dalam rumpun Pendidikan Karakter. Murid dengan PPB akan memiliki berbagai “karakter non-kognitif“ yang dalam keseharian tampak dalam bentuk kesabaran, ketangguhan, keuletan dan  kegigihan seta sejumlah sifat-sifat positif yang muncul pada saat murid mulai memahami bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencapai apapun yang mereka cita-citakan sepanjang mereka mau belajar dan berusaha.

Menurut Bapak Pendidikan Karakter Dunia Prof Thomas Lickona dalam bukunya Educating for Character, ada tiga komponen dari karakter yang baik yaitu :Pengetahuan Moral (Moral Knowing), Penghayatan Moral (Moral Feeling) dan Tindakan Moral (Moral Action) seperti yang ditiunjukkan oleh Peta Pikiran di bawah ini.


Jadi hanya mengetahui sesuatu yang baik tidaklah cukup tanpa adanya penghayatan serta melakukan aksinya. Oleh karena itulah seorang murid harus memiliki Pengetahuan Nilai dan Kakter selain Pengetahuan Esensial dan Pengetahuan Aplikatif agar pengetahuan yang dipelajarinya bisa berguna untuk menolong orang lain dan juga untuk membentuk dirinya sendiri sebagai probadi yang memiliki nilai dan karakter yang baik pula. 

Sebuah “definisi baru” tentang karakter telah diperkenalkan oleh Lickona dan Davidson dalam bukunya Smart & Good High Schools (2005), hal ini perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan dari banyak guru : Apakah dengan mengajarkan Pendidikan Karakter di sekolah akan mampu meningkatkan prestasi akademik murid kami. Dalam definisi barunya, Lickona dan Davidson menyatakan bahwa : karakter memiliki dua bagian yang saling melengkapi yaitu : Karakter Performa (Performance Character) dan Karakter Moral (Moral Character) seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. 


Karakter Performa (rajin, kerja keras, kreatif, pantang menyerah dll) berguna untuk mendorong seseorang untuk meraih prestasi yang tinggi lewat usaha yang terbaik pula sedangkan Karakter Moral (jujur, bertanggungjawab, adil, integritas, rasa hormat) berguna untuk “memastikan” bahwa setiap prestasi yang diraih akan selalu melalui cara-cara yang baik dan benar. Nilai-nilai yang terdapat dalam kedua karakter ini, bisa dikembangkan lewat PPB sebab akan selalu ada “godaan” untuk meraih prestasi lewat cara yang “tidak baik dan tidak benar”, dengan PPB seseorang mimiliki keyakinan bahwa mereka mampu untuk meraih prestasi lewat proses belajar dan berusaha serta kuat pada saat berhadapan dengan berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan. Oleh karena itulah keseimbangan antara kedua karakter ini harus ada dalam diri seseorang agar akan “selalu ada tempat” untuk moral di dalam setiap prestasi atau pencapaian. Dalam bukunya Character Matters (2004), Prof Lickona mengatakan bahwa di dalam kelas akademik dan karakter bisa diajarkan kepada murid secara bersamaan dan untuk itu guru harus mampu “menggali” nilai dan karakter yang ada di dalam materi yang mereka ajarkan seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini


Mengintegrasikan akademik dan karakter tidaklah sulit dan butuh waktu yang lama sebab dalam setiap materi pelajaran akan selalu ada unsur karakternya namun terkadang “tersirat” sehingga guru harus mampu untuk menggalinya. Mengajarkan karakter lewat kurikulum adalah cara yang paling efektif sebab sudah tersedia nilainilai dalam seluruh mata Pelajaran yang bisa dipakai dalam mengajarkan karakter di dalam kelas.

Berikut beberapa cara untuk menggali nilai-nilai karakter di dalam setiap pelajaran.

– Apakah ada hal-hal yang terkait dengan karakter atau aplikasinya dalam pelajaran ?

– Pertanyaan apa yang harus diberikan untuk mengarahkan pada diskusi tentang karakter?

– Dapatkan modul tentang karakter disisipkan dalam rencana pembelajaran ?

– Kejadian apa yang sedang terjadi yang dapat digunakan untuk membahas tentang karakter?

Dalam Pembelajaran Bermakna, proses menggali nilai-nilai dalam materi Pelajaran dapat dilakukan dengan cara :

– Bagaimana kaitan dari materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa sehariharinya?

– Apa dampak positif atau manfaat yang diperoleh bila materi pelajaran itu diterapkan dengan baik dan benar ?

– Sebaliknya, apa dampak negatif atau kerugian kalau sekiranya ilmu itu diterapkan secara tidak benar atau menyimpang dari yang seharusnya ? 

 Dari ketiga pertanyaan di atas, guru bisa mengajak murid untuk menggali nilai-nilai yang harus dimiliki agar seluruh materi yang dipelajari bisa memberi manfaat bagi orang banyak.


SILAKAN BERLATIH MENGERJAKAN TES PG SEBANYAK 15 NOMOR...... DISINI
TERIMAKASIH.SEHAT DAN SUKSES SELALU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar